Rabu, 03 November 2010

KATEGORI » Mahasiswa dan Praktisi Akademisi


Tema: Pengelolaan Sumber Daya Alam
Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup bagi Generasi Muda
Oleh : Mahmud Kotta (Guru SMK Negeri 6 Makassar)
Tanggal : Minggu, 02 Mei 2010 SEIRING dengan bergulirnya revolusi industri di Negara-negara Eropa beberapa waktu yang lalu, serta berkembangnya dunia modern seperti sekarang ini, tentu sangat terasa adanya perubahan yang signifikan sebagai dampak dari adanya perubahan tersebut. Semua bidang berkembang dengan  sangat pesatnya, dengan pemanfaatan teknologi yang sangat maju serta pengunaan peralatan yang serba modern, yang memudahkan segala aktifitas kita dalam kehidupan sehari-hari.

Namun tanpa disadari bahwa modernisasi yang berkembang sekarang ini, disamping membawa dampak yang positif, tentu juga membawa dampak yang negative yang tidak sedikit akibatnya bagi manusia. Seperti pengrusakan lingkungan hidup yang tidak disengaja, pembukaan lahan untuk pertanian, pembukaan lahan untuk pemukiman penduduk, cerobong asap yang mengotori udara atmosfir, perang yang berkepanjangan dan masih banyak lagi contoh lain yang langsung berdampak bagi kehidupan manusia itu sendiri.

Kalau kita cermati secara seksama, bahwa dampak yang timbul karena ulah manusia itu merupakan "sunnatullah" . Mengapa demikian? Karena Allah Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan peringatan bahwa" barangsiapa yang merusak bumi ini tentu akan merasakan akibatnya". Sebagai contoh jika kita membuka lahan pertanian, tentu terjadi penebangan pohon secara besar-besaran. Akibatnya hewan-hewan hutan tidak mempunyai lagi tempat tinggal sehingga mereka masuk keperkampungan penduduk, banjir dimana-mana karena tidak ada lagi akar pohon yang menyerap air hujan, udara tidak lagi bersih karena tidak ada lagi daun-daunan pohon yang mengubah CO2 (Carbondioksdia) menjadi O2 (Oksigen) yang dapat dihirup manusia sebagai udara bersih.

"Bumi yang kita diami ini, tempat kita berpijak bukanlah milik kita, melainkan milik anak cucu kita", kata-kata ini sering kita dengar dari para pencinta lingkungan hidup, tetapi hanya didengar begitu saja. Walaupun setiap pembangunan yang dilakukan itu tentu sudah dianalisis dampak lingkungannya, tetapi jika manfaatnya lebih besar daripada dampak lingkungannya, maka biasanya pembangunannya tetap berjalan.

Sebagai generasi muda penerus cita-cita bangsa, penulis merasa optimis bahwa tanggung jawab untuk menanggulangi dampak negative dari lingkungan hidup belumlah terlambat. Walaupun pemerintah pusat sampai di daerah telah menempuh berbagai macam cara dan metode, berbagai macam gerakan, tetapi jika tidak didukung secara massal oleh seluruh rakyat, hasilnya pasti " NOL".

Generasi muda seperti anak didik mulai dari Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Umum bahkan sampai di Perguruan Tinggi perlu ada pemahaman dan penanaman konsep tentang lingkungan hidup melalui "Pendidikan Lingkungan hidup".

Lingkungan Pendidikan
Pendidikan formal bagi generasi muda, mulai dari Taman Kanak Kanak sampai Sekolah Menengah Atas, memang telah diterapkan beberapa konsep "cinta lingkungan". Walaupun itu hanya sebatas menyelipkan beberapa materi-materi yang berbau lingkungan hidup ke dalam sub kompetensi atau Pokok Bahasan, tidaklah berarti menjamin generasi muda telah mengerti tentang lingkungan  hidup.

Materi lingkungan hidup yang hanya menempel pada mata pelajaran tertentu itu seperti di dalam materi pelajaran Pendidikan Jasmani terdapat sub kompetensi penjelajahan dan penyelamatan aktifitas di alam bebas; pendakian gunung, penelusuran di pantai secara berkelompok, kemudian mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan Sub Kompetensinya yang mengajarkan mencintai lingkungan dimana siswa itu berada; lingkungan tempat tinggal, lingkungan hayati yang tidak hanya mengajarkan saling cintai mencintai sesama manusia tetapi juga dengan alam sekitar, seperti tidak merusak alam sekitar, menebang pohon sembarangan dan sebagainya.

Pendidikan di Perguruan Tinggi sebelum para mahasiswa berlanjut dengan jurusannya masing-masing, mereka dibekali dengan Mata Kuliah Dasar Umum "Ilmu Alamiah Dasar", dimana di dalamnya berisi materi-materi pengenalan lingkungan hidup secara umum.

Selain mata pelajaran yang telah penulis sebutkan di atas, masih terdapat juga materi-materi tentang cinta lingkungan  pada mata pelajaran yang lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Materi-materi pelajaran tersebut, tentu sangat penting bagi generasi muda mengingat mereka adalah pemegang tongkat estafet pembangunan di masa yang akan datang. Namun jika diberikan secara setengah-setengah tentu juga tidak akan maksimal hasilnya.

Jadi sangat perlu satu mata pelajaran tertentu yang diajarkan secara kontinyu, sepanjang masa tentang "Lingkungan Hidup", tanpa perlu lagi memboncengi mata pelajaran yang lain. Artinya adalah jika ada Guru Penjas, Guru Matematika, Guru PPkn, maka perlu juga ada Guru Lingkungan Hidup.

Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup
Pendidikan Lingkungan hidup sebenarnya bukanlah hal yang baru di dunia pendidikan. Namun belum terlalu maksimal pelaksanaannya, mengingat materi pembelajarannya merupakan salah satu sub kompetensi (sub pokok bahasan) dalam salah satu mata pelajaran tertentu.

Mata pelajaran yang memiliki pokok bahasan yang "berbau" lingkungan hidup antara lain ; Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Pendidikan Kewarganegaraan (PPkn), Geografi, Kimia, Fisika, Biologi dan lain sebagainya. Tetapi bukan hanya sampai disitu pengetahuan tentang lingkungan hidup bagi siswa, diperlukan satu mata pelajaran " lingkungan hidup" dan tidak lagi membonceng pada mata pelajaran yang lain. Sehingga pengetahuan siswa tentang dunia lingkungan hidup  sangatlah mendalam.
Pendidikan lingkungan hidup ini dapat dimasukkan dalam kurikulum Pendidikan Taman Kanak-Kanak sampai pada kurikulum Perguruan Tinggi. Dengan demikian pengetahuan tentang lingkungan hidup sudah dimulai sejak dini, sehingga setiap insan peserta didik sudah "mengantongi" ilmu tentang lingkungan hidup. Mulai dari dampak-dampak positifnya dan terlebih lagi dampak negatifnya.

Siswa sebagai generasi muda setelah mengerti dampak positif dan negative tentang eksploitasi lingkungan hidup, maka setelah menjabat jabatan tertentu, tentu akan lebih matang memikirkan dampak negative dari suatu proyek atau pekerjaan yang akan dilakukannya yang bersentuhan langsung dengan lingkungan hidup. Sehingga bumi ini tidak akan tereksploitasi secara sembarangan yang nantinya tetap akan berdampak ke manusia itu sendiri.   

Ide Sebagai solusi
Penulis sebelum mengakhiri tulisan ini memberikan solusi serta merekomendasikan kepada pemerintah dan pihak-pihak yang terkait, bahwa Pendidikan Lingkungan hidup sangatlah penting bagi generasi muda sebagai pemegang tongkat estafet pembangunan di masa yang akan datang.

Jika cinta lingkungan itu ditanamkan sejak dini, sejak usia Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, SMP, sampai SMA, maka penulis yakin akan tertanam di dalam diri pribadi masing-masing siswa tentang " Kecintaan Mereka akan Lingkungan Hidup".

Sehingga rasa "cinta lingkungan hidup" akan terbawa terus kemanapun dia pergi, seberapa jauh dia melangkah, seberapa tinggi jabatan yang dia jabat, rasa itu akan tetap melekat. Jadi jika ditambah dengan program pemerintah dengan program-program yang berbau lingkungan maka dia akan langsung merespon tanpa perlu lagi menunggu perintah sekalipun.

Jadi pada intinya adalah, bahwa pendidikan lingkungan hidup sebagai sebuah mata pelajaran sangatlah penting. Pihak Perguruan Tinggi yang mencetak seorang Guru, dapat memikirkan usulan ini dan kemudian membuka jurusan kependidikan " Lingkungan Hidup", yang pada akhirnya mencetak Guru Lingkungan Hidup.(*)